Indonesia Bisa
Apakah Indonesia tidak dapat menyaingi Singapura, China, amerika
dan negara-negara- maju lainnya dalam bidang pendidikan ? .” Mengapa tidak ?
Indonesia mempunyai wilayah yang jauh lebih luas daripada Singapura, Indonesia
memiliki penduduk yang lebih banyak dibandingkan Singapura, Indonesia memiliki
kekayaan alam yang jauh lebih banyak dan beranekaragam dibandingkan Singapura,
china dan negara maju lainnya
Bebrapa tahun
mendatang, saya berpendapat bahwa Indonesia akan menjadi negara maju, mengalahkan
Singapura dan China bahkan negara maju lainnya dalam bidang pendidikan . Saat
ini, Indonesia mulai membenahi diri, meningkatkan percepatan di dunia
pendidikan dengan cara merealisasikan dana 20% dari APBN, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara untuk sektor pendidikan, kerjasama dengan
universitas asing juga mulai banyak, program - program beasiswa semakin banyak
ditawarkan untuk anak-anak bangsa. Di dunia olahraga, persepakbolaan, Indonesia
akan berlaga di World Cup, Indonesia memiliki pemain-pemain yang handal
dan tangguh.Indonesia pun sedang melakukan inovasi dalam bidang
teknologi , khususnya dalam teknologi pemanfaatan Bahan Bakar Minyak/BBM.
Inovasi ini selain sebagai upaya penghematan sumber daya minyak di negeri ini
melainkan juga upaya untuk melestarikan alam, karena minyak bumi adalah sumber
daya yang tidak dapat diperbaharaui. Pemerintah Indonesia mengkonverter bahan
bakar minyak menjadi bahan bakar gas, mulai mengembangkan kendaraan listrik,
dan mendukung putra - putri bangsa dalam dunia robotik, misalnya dengan lomba
robotik antar universitas se-Indonesa. Bahkan banyak anak – anak bangsa yang
menjuarai olimpiade-olimpiade di kancah Internasional bahkan mereka dapat
membuat sebuah alat-alat yang mereka pikir berguna untuk bangsa Indonesia.
Referensi : http://www.youtube.com/watch?v=BWHwtEYwh
Karya Anak Bangsa
Dalam
dunia pendinikan khususnya dalam bidang teknologi Indonesia memiliki potensi
dalam mengembangkan karya - karya teknologinya, apalgi pada era sekarang ini
pemerintah mensuport anak-anak bangsa untuk berkarya salah satunya mengadakan
lomba-lomba yang berbau Teknologi, seperti lomba robotik di berbagai sekolah
maupun universitas, dan dari sanalah anak-anak bangsa dapat bersaing dalam
kancah Internasional.
Dan belum
lama ini di beritakan bahwa, salah seorang Indonesia yang tinggal di Negara Jepang
menemukan sebuah teknologi yang Bernama Teknologi 4G. Dan penemunya bernama Prof.
Khoirul Anwar. Dana bagai mana dia dapat menemukan Teknologi tersebut
Awal mula terciptanya teknologi 4G adalah ketika ia terdesak karena harus mengajukan tema penelitian untuk mendapatkan dana riset. Khoirul memeras otaknya dan akhirnya ide itu muncul juga. Ide tersebut muncul dari animasi Jepang yang sering ia tonton, yakni Dragon Ball Z.
Awal mula terciptanya teknologi 4G adalah ketika ia terdesak karena harus mengajukan tema penelitian untuk mendapatkan dana riset. Khoirul memeras otaknya dan akhirnya ide itu muncul juga. Ide tersebut muncul dari animasi Jepang yang sering ia tonton, yakni Dragon Ball Z.
Ketika
Goku, tokoh utama Dragon Ball Z, hendak melayangkan jurus terdahsyatnya, ‘Genki
Dama’ alias Spirit Ball, Goku akan menyerap semua energi mahluk hidup di alam,
sehingga menghasilkan tenaga yang luar biasa. Konsep itu ia turunkan formula
matematikanya untuk diterapkan pada penelitiannya. Maka inspirasi itu kini
mewujud menjadi sebuah paper bertajuk “A Simple Turbo Equalization for Single
Carrier Block Transmission without Guard Interval.” Khoirul mengumpamakan jurus
Spirit Ball Goku sebagai Turbo Equalizer (dekoder turbo) yang mampu
mengumpulkan seluruh energi dari blok transmisi yang ter-delay, maupun
blok transmisi terdahulu, untuk melenyapkan distorsi data akibat interferensi
gelombang.
Asisten
Profesor berusia 31 tahun itu dapat mematahkan anggapan yang awalnya ‘tak
mungkin’ di dunia telekomunikasi. Kini sebuah sinyal yang dikirimkan secara
nirkabel, tak perlu lagi diperisai oleh guard interval (GI) untuk menjaganya
kebal terhadap delay, pantulan, dan interferensi. Turbo equalizer-lah yang akan
membatalkan interferensi sehingga receiver bisa menerima sinyal tanpa distorsi.
Dengan mengenyahkan GI, dan memanfaatkan dekoder turbo, secara teoritis malah
bisa menghilangkan rugi daya transmisi karena tak perlu mengirimkan daya untuk
GI. Hilangnya GI juga bisa diisi oleh parity bits yang bisa digunakan untuk
memperbaiki kesalahan akibat distorsi.
Teknologi
4G ini juga bisa diterapkan Indonesia, terlebih di kota besar yang punya banyak
gedung pencakar langit, maupun di daerah pegunungan. Sebab di daerah tadi
biasanya gelombang yang ditransmisikan mengalami pantulan dan delay lebih
panjang. Kini hasil temuan yang telah dipatenkan itu digunakan oleh sebuah
perusahaan elektronik besar asal Jepang. Bahkan teknologi ini juga tengah
dijajaki oleh raksasa telekomunikasi China, Huawei Technology.
Seharusnya
kita bangga akan itu, Seorang berasa dari Indonesia mampu mebuat Teknologi
semacam itu, dan di akui oleh dunia, dan teknologi itu sekarang banyak di
gunakan olej kahlayak ramai.
Maka dari
itu saya menghimbau kepada anak-anak bangsa marilah kita berinovasi untuk
menciptakan karya-karya, dan saya yakin anak-anak bangsa pada jaman ini dapa
bersaing dengan negara lai, semua itu dapaat di lihat dari anak-anak bangsa
yang membuat seperti mobil listri, mobil lipat, dan banya sekali teknologi yang
telah di buat oleh anak-anak bangsa.
Referensi http://www.youtube.com/watch?v=f2KONwdhjVA
http://beritajatim.com/teknologi/216183/woww.._mantan_takmir_masjid_sma_kediri_penemu_teknologi_4g.html#.VFWwKvmUdtQ
http://beritajatim.com/teknologi/216183/woww.._mantan_takmir_masjid_sma_kediri_penemu_teknologi_4g.html#.VFWwKvmUdtQ
Menantang Maut Demi Ilmu
Banyak
anak-anak Indonesia yang ingin benar-benar menuntut ilmu, tapi terkadang banyak
petinggi belum bisa melihat sedihnya mereka anak yang berkeinginan keras untuk
sekolah, belajar, dan memnuntut ilmu demi impian yang mereka impi-impikan,
kalao dilihat-lihat dan di baca-baca dari sebuah berita, banya anak-anak yang
pergi kesokolahnya berjalan hingga ratusan kilo meter bahkan ribua kilo meter,
mengitari sungai melewati bukit-bukit, tapi mereka bersih keras hanya satu
tujuan yaitu menunutu ilmu, bisakah mereka itu kita jadikan seorang pejuang
penuntut ilmu. Saya baru saja baca berita yaitu tentang menantang maut demi
ilmu, berita di dapat dari sebuah web liputan6 yang berisi tentang anak-anak di
garut yang pergi bersekolah melewati arus sungai yang deras. Namun mereka tak
gentar untuk melwannya.
dan begini lah isi beritanya :
Ratusan siswa di Garut selatan, Jawa Barat, harus menantang maut saat menuju ke sekolah. Untuk menuntut ilmu mereka harus mengarungi derasnya arus Sungai Cibaluk sebelum tiba di sekolah.
Jumat (17/1/2014) memberitakan, para siswa dari Desa Mekar Wangi, Kecamatan Cibinong, itu harus menyeberang sungai karena tak ada jembatan penghubung. Untuk sampai ke sekolah yang terletak di Desa Sagara, mereka harus menyeberangi Sungai Cibaluk yang lebarnya 50 meter.
Mereka harus berbasah-basah menyeberangi sungai sambil berpegangan tangan. Bati-batu kali yang licinlah yang menjadi titian bagi anak-anak itu sambil berusaha menghindari cipratan air agar tak mengenai tas dan seragam sekolah.
Meski kaki terasa berat melangkah karena terhalang arus sungai, para siswa ini tetap bersemangat menyeberang. Banjir bandang dapat tiba tiba saja menghanyutkan tubuh mungil mereka.
Kepala Sekolah Almanar menyebut dari 200 siswa, 120 orang di antaranya berasal dari seberang sungai. Sejak tahun 1970-an tak ada jembatan penghubung antara dua kampung ini. Dia berharap pemerintah segera membangun jembatan, sehingga anak-anaknya tak perlu menantang maut lagi. (Eks).
dan begini lah isi beritanya :
Ratusan siswa di Garut selatan, Jawa Barat, harus menantang maut saat menuju ke sekolah. Untuk menuntut ilmu mereka harus mengarungi derasnya arus Sungai Cibaluk sebelum tiba di sekolah.
Jumat (17/1/2014) memberitakan, para siswa dari Desa Mekar Wangi, Kecamatan Cibinong, itu harus menyeberang sungai karena tak ada jembatan penghubung. Untuk sampai ke sekolah yang terletak di Desa Sagara, mereka harus menyeberangi Sungai Cibaluk yang lebarnya 50 meter.
Mereka harus berbasah-basah menyeberangi sungai sambil berpegangan tangan. Bati-batu kali yang licinlah yang menjadi titian bagi anak-anak itu sambil berusaha menghindari cipratan air agar tak mengenai tas dan seragam sekolah.
Meski kaki terasa berat melangkah karena terhalang arus sungai, para siswa ini tetap bersemangat menyeberang. Banjir bandang dapat tiba tiba saja menghanyutkan tubuh mungil mereka.
Kepala Sekolah Almanar menyebut dari 200 siswa, 120 orang di antaranya berasal dari seberang sungai. Sejak tahun 1970-an tak ada jembatan penghubung antara dua kampung ini. Dia berharap pemerintah segera membangun jembatan, sehingga anak-anaknya tak perlu menantang maut lagi. (Eks).
Saya berharap mereka tak pernah padam untuk
memnutut ilmu, dan meraih impian mereka. Karena mereka lah yang akan
membanggakan negara ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar